Kali ini saya membahas tentang jenis-jenis kawat vaping. Kawat yang digunakan untuk membuat coil ternyata ada macam-macam.

Bukan cuma kanthal.

Pernahkah Anda mendengar nama kawat clapton, kawat alien dan kawat dukun?

Kawat Dukun?

Ya.

Ada kawat yang namanya kawat dukun. Bahasa kerennya “Dukun Wire”.

Penampakan kemasannya seperti ini:

Kawat Dukun

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang kawat clapton, alien, dan dukun, sebaiknya kita ketahui dulu 5 jenis kawat yang sering digunakan untuk membuat coil.

Kawat itu adalah:

  • Kanthal
  • Nichrome
  • Nikelin
  • Titanium
  • Stainless Steel

Oh iya..

Jika setelan coil Anda tidak pas, bisa menyebabkan atomizer cepat panas lho. Artikel ini menjelaskan penyebab dan solusinya : Apa yang Harus Dilakukan Ketika Atomizer Cepat Panas?

Penjelasan Kawat Vaping

Kawat Vaping

1. Kanthal

Dimana-mana orang bilang kawat untuk coil vaping itu Kanthal. Kanthal telah menjadi generic-brand.

Ada yang sebutnya kantal, ada juga yang sebut khantal.

Apapun sebutannya, intinya adalah merujuk pada kawat ini.

Kanthal adalah kawat yang terbuat dari campuran besi, kromium, dan alumininum feritik. Karena mengandung besi, kanthal masih bersifat magnetik.

Campuran metal tersebut membuat kanthal menjadi metal campuran yang memiliki daya tahan yang tinggi terhadap panas.

Kanthal mampu menahan panas sampai 1400°C sebelum akhirnya meleleh di temperatur 1500°C.

Nilai tinggi ketahanan terhadap panas inilah yang menjadikan kanthal menjadi kawat primadona untuk urusan vaping.

Setelah melalui begitu banyak penelitian, kawat kanthal pun menjadi salah satu kawat yang aman untuk vaping.

Beberapa merek kanthal yang terkenal di Indonesia : UD Kanthal, VaporTech Kanthal.

2. Nichrome

Nichrome adalah singkatan dari Nickel dan Chromium. Sesuai nama panjangnya, Nichrome terbuat dari campuran Nikel dan Kromium.

Suhu maksimal yang bisa diterima kawat ini yaitu 1150°C dan akan meleleh jika dipanaskan sampai suhu 1350°C.

Keunggulan dari nichrome ini adalah tidak mengandung besi sehingga tidak bisa berkarat. Kawat nichrome juga lebih lentur dan enak digulung jadi coil.

Kawat ini harganya lebih mahal dari kanthal, sehingga tidak semua vapers mau menggunakannya.

3. Nikel

Nikel tidak mampu bertahan pada suhu yang tinggi. Pada suhu > 400°C, kawat ini akan meleleh dan mengeluarkan zat racun bernama Nickel Oxide.

Penggunaan kawat ini juga tidak bisa sembarangan. Hanya mod yang telah mendukung Temperature Control (TC) yang bisa memanaskan kawat ini.

Kawat ini sangat lentur dan mudah putus sehingga harus ditangani dengan hati-hati.

Sebagian pengguna PV memilih Nikel karena ingin menikmati fitur TC saja.

4. Titanium

Kawat titanium digunakan pada PV karena ketahanannya terhadap panas yang lumayan tinggi. Kawat ini mampu bertahan pada suhu 500 °C. Namun banyak ahli vaping yang merekomendasikan bahwa penggunaan kawat ini tidak melebihi 300°C.

Pada suhu diatas 300 °C, kemungkinan akan terbentuk titanium oxide, yaitu jenis racun yang bisa menyebabkan kanker.

5. SS

Kawat SS merupakan kawat yang tahan karat. Kepanjangan dari SS adalah stainless steel.

Ketika di panaskan sampai 400 °C keatas maka akan terbentuk racun SS Oxide yang sangat berbahaya kalau dihirup.

Ketika tanpa kapas dan liquid, Anda tidak boleh memanaskan coil ini melebihi 20 Watt.

Menurut AdvanceVape, ketika kawat dipanaskan lebih dari 20 Watt akan memicu terbentuknya racun oksida.

Sampai Anda memasukkan kapas dan membasahi dengan liquid, barulah boleh meningkatkan Wattase sesuai keinginan Anda.

Kawat Lainnya..

Setelah membahas kawat standar untuk vaping, saya akan bahas lagi kawat lainnya yang sedang populer.

Berikut adalah kawat lainnya yang sedang populer:

  • Kawat Flat
  • Kawat Clapton
  • Kawat Alien
  • Kawat Dukun

Kawat Flat

Kawat Flat ternyata terbuat dari Kanthal. Hanya saja bentuknya yang di pipihkan menjadi datar seperti lempengan.

Bentuknya yang datar inilah membuat kawat ini cukup bagus digunakan untuk memanaskan kapas vaping.

Kawat ini cocoknya digunakan pada RDA yang menganut sistem Clamp Snag.

Salah satu RDA yang cocok yaitu Druga RDA.

Kawat Clapton

Kawat Clapton

Clapton wire ( kawat clapton ) adalah kawat vaping yang terbuat dari gabungan beberapa ukuran kawat.

Umumnya kawat yang digunakan untuk membuat kawat Clapton adalah kawat Kanthal ukuran 24-gauge dan 32-gauge.

Kanthal 24-gauge sebagai inti kawat dan 32-gauge sebagai pelapis.

Kawat ini bentuknya seperti senar bass pada gitar. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya Anda tonton video cara membuatnya berikut ini.

Cara Membuat Kawat Clapton

Kawat Alien

Kawat Alien

Sama seperti clapton, kawat alien adalah kawat yang dibuat dari gabungan 2 ukuran kawat.

Kawat yang digunakan untuk membuat kawat alien adalah kanthal.

Ukuran kawat yang digunakan yaitu 26-gauge dan 36-gauge.

Untuk membuat kawat alien butuh beberapa proses yang cukup sulit.

Proses pertama adalah Anda harus membuat clapton coil dengan kawat inti-nya yaitu 26-gauge dan kawat pelapis 36-gauge.

Setelah mendapatkan ‘clapton kecil’, Anda harus mengeluarkan kawat pelapisnya. Hal ini bertujuan untuk membuat kawat 36-gauge-nya menjadi berbentuk seperti per keong.

Kemudian Anda harus menggabungkan 3 buah kawat 26-gauge dan pasangkan pada bor. Gulung kawat tersebut dengan kawat 36-gauge tersebut.

Setelah cukup panjang, potong kawat dengan tang. Anda telah mendapatkan kawat alien.

Kawat Dukun

Ini dia kawat yang katanya cocok untuk flavor junkie.

Fiturnya:

  • Low resistansi.
  • Anti magnet.
  • Bisa untuk TC (mod tertentu), mode SS
  • Kenyal dan lentur.
  • Tidak ada bunga kerak.

Kawat ini cukup populer karena banyak vapers yang menggunakannya.

Katanya sih dengan menggunakan kawat ini maka flavor eliquid akan lebih keluar.

Benarkah demikian?

Saya tidak tahu. Saya belum pernah coba kawat vaping ini.

Sepertinya saya juga tidak akan menggunakan kawat ini.

Alasannya sederhana, saya meragukan kandungan kawat ini.

Saya sudah mencari-cari di internet tentang kandungan kawat ini, namun tidak ada jawabannya.

Bahkan pada lapak resminya, pertanyaan terhadap kandungan kawat ini tidak dijawab sellernya.

Ketidak-jelasan bahan kawat vaping ini membuat saya ragu dan tidak berani mengambil resiko mencobanya.

Bagaimana dengan Anda?